Kenikmatan makanan khas tidak akan hilang walaupun diterjang ombak dan badai tsunami. Tempat kuliner yang telah hilang muncul kembali dengan gaya dan khas tersendiri. Bagi anda penikmat dan petualang makanan berikut ini adalah tempat-tempat kuliner yang ada di banda aceh yang akan memberikan kepuasan lidah anda. Akhir kata editor mengucapkan selamat berburu makanan:
Oleh Isyana Artharini
Banda Aceh muncul sebagai kota baru setelah menjalani rekonstruksi yang memulihkan wajah kota setelah terkena tsunami. Dilengkapi dengan bandara yang apik, Banda Aceh bisa jadi titik awal Anda dalam menjelajahi berbagai tujuan wisata di provinsi paling barat di Indonesia ini. Yang banyak ditawarkan kota ini adalah makanan — mulai dari nasi dan lauk-pauk khas Aceh, martabak, minum kopi sore hari, sampai makan malam mi aceh.
Berikut ini adalah bagian pertama dari dua tulisan tentang beberapa tempat yang menawarkan petualangan makanan bagi Anda:
Warung Nasi Hasan (Jl Malahayati, Krueng Raya-Banda Aceh)
Pak Hasan telah berjualan kari kambing khas Aceh selama 23 tahun di lima tempat berbeda. Sejak dua tahun lalu dia memiliki warung nasi permanen (yang lebih tampak seperti restoran di rumah panggung). Ketika tsunami, kawasan tempat warungnya berdiri ini tersapu habis.
Warung nasi Pak Hasan menyediakan ayam tangkap, ayam panas (modifikasi tak sengaja dari ayam direndam bumbu gulai, lalu digoreng dan disajikan panas-panas), kari kambing andalan yang dimasak dengan tungku bata raksasa, serta ikan kayu. Ayam tangkap jadi hidangan populer sejak kedatangan para relawan ke Aceh pada masa rekonstruksi.
Pak Hasan mengatakan, ikan paya adalah salah satu hidangan Aceh yang khas. Olahan ikan tongkol ini direbus lalu dikeringkan selama seminggu. Hasilnya bisa bertahan sampai dua tahun. Dalam penyajiannya, ikan ini dicampur asam kunti (belimbing muda yang dijemur) dan cabai rawit. Saking tahan lamanya, orang-orang tua Aceh yang pergi haji pada masa lalu membawa ikan paya sebagai bekal.
Yang khas juga dari warung nasi Pak Hasan ini adalah pliek'u, semacam campuran kulit lembu, daun melinjo, santan, cabai hijau, bawang dengan parutan kelapa yang sudah diperas santannya. Kadang-kadang, pliek'u ditambah juga dengan udang.
Ayam tangkap berharga paling mahal di warung ini (Rp 50 ribu), sementara masakan lainnya berkisar antara Rp 7-15 ribu. Jika Anda datang ke sini, jangan lupa mencoba udang besar yang tersedia.
Kopi Solong/Solong Coffee (Ulee Kareng-Banda Aceh)
Berdiri sejak 1974, inilah salah satu dedengkot warung kopi di Aceh yang tersohor. Sesaplah kopi sanger (semacam kopi susu) dan akan jelas alasan Kopi Solong begitu terkenal. Betul-betul kental dan lezat. Segelas sanger dijual seharga Rp 7 ribu sementara kopi hitam biasa Rp 4 ribu.
Yang tak kalah lezat dari kopi-kopi di warung ini adalah camilannya. Ada roti jala yang digulung dan diisi dengan durian legit! Anda juga bisa memilih bulukat, semacam puding tradisional dua lapis (satu lapis ketan putih, lainnya kuning telur dan srikaya). Kopi lezat dan camilan legit adalah dua hal yang membuat sore Anda bertambah indah.